Museum Trinil, Kedunggalar, Ngawi,
Jawa Timur, Indonesia. Museum Trinil atau Kepurbakalaan Trinil terletak di
Dukuh Pilang, desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Berjarak 14 km
dari Kota Ngawi ke arah Barat Daya, pada km 10 jalan Raya Ngawi, Solo. Ada
pertigaan belok ke arah Utara. Sepanjang 3 km perjalanan baru sampai pada
museum Trinil. Letaknya sendiri di pinggiran kali Bengawan Solo, dan layaknya
situs-situs kepurbakalaan yang ada di tanah air memang cenderung di pinggiran
sungai. Seperti halnya situs Sangiran atau situs Sambung Macan Sragen juga di
Bantaran Sungai Bengawan Solo.
Aksesibilitas
Area
Museum Trinil menempati areal tanah seluas 2,5 Ha. Museum Trinil yang berada di
dekat kota Ngawi, untuk menempuhnya sangat mudah sekali. Jika kita dari Ngawi,
kita menuju arah Solo. Sekitar 12 km ke Barat. Dan kemudian masuk sekitar
kurang lebih 3 km ke Utara. Jika naik kendaraan umum dari Ngawi, bilang saja
turun di Pertigaan Trinil, atau Trinil. Lalu untuk menuju Museumnya kita dapat
menyewa jasa ojek setempat. Kurang lebih biayanya hanya Rp 10.000,-.
Harga Tiket
Harga tiket untuk
memasuki Museum Trinil adalah Rp 1.000,00 untuk anak-anak dan Rp 2.000,00 untuk
orang dewasa. Tiket ini dibayarkan di pos penjaga yang terdapat di luar museum.
Apabila menggunakan kendaraan pribadi, Anda dikenai biaya parkir, yaitu
Rp 1.000,00 untuk motor dan Rp 2.000,00 untuk mobil.
Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Museum Purbakala Trinil
telah dilengkapi berbagai fasilitas, seperti lahan parkir yang cukup luas,
pendopo atau ruang pertemuan, kantor layanan informasi, tempat istirahat bagi
tamu atau peneliti yang ingin tinggal selama beberapa hari, mushola, serta
toilet. Selain berbagai fasilitas tersebut, wisatawan yang ingin beristirahat
usai mengunjungi museum bisa rehat sejenak dengan duduk-duduk di taman yang
dilengkapi dengan sarana bermain anak. Taman ini telertak di sebelah utara
museum. Taman bermain anak tersebut menyediakan berbagai sarana permainan anak,
seperti ayunan, papan seluncur, serta jungkat-jungkit. Selain dihiasi oleh
bunga-bunga, taman ini juga diperindah dengan patung-patung hewan yang
merupakan rekonstruksi dari bentuk-bentuk hewan purba.
Bagi Anda yang ingin
melihat langsung aliran Bengawan Solo dapat duduk-duduk di kursi panjang yang
menghadap sungai yang terkenal berkat lagu keroncong ciptaan Gesang ini. Sungai
ini memanjang persis di sebelah museum dengan dilingkupi rerimbunan pohon yang
menyejukkan suasana. Apabila merasa lapar, para pelancong dapat memesan makanan
seperti tempe lodeh plus telur dadar dengan harga yang sangat terjangkau di
warung-warung makan di depan museum.
No comments:
Post a Comment